Menavigasi Interaksi dengan Individu yang Berkesadaran Rendah

Jun 05, 2023

Berurusan dengan individu yang bergetar pada tingkat kesadaran yang lebih rendah dapat menghadirkan tantangan, terutama ketika kita sendiri beresonansi dalam energi yang lebih tinggi dari non-penilaian/non judgment dan welas asih yang terpisah. Karena kita terus hidup dan berinteraksi di dunia ini, yang sebagian besar berakar pada kisaran atau perputaran Bumi 3D yang lebih rendah, menemukan keselarasan rasanya pasti akan sulit. Itulah kenapa sangat penting untuk memahami dinamika yang sedang dimainkan ini.

Planet kita ada sebagai koeksistensi dua bumi—Bumi 3D Bawah dan Bumi 3D Tinggi. Alam-alam ini menempati ruang fisik yang sama, hanya berbeda dalam rentang kesadarannya, bukan dalam lokasinya ataupun penampakannya ya say.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita mungkin menemukan diri kita dalam situasi di mana orang-orang di kisaran getaran yang lebih rendah mungkin tidak merasakan kehadiran kita atau memahami kata-kata kita. Hal ini dapat bermanifestasi sebagai kasir yang tidak memperhatikan kita sampai diminta, teman atau orang tua menanggapi dengan bingung, atau orang-orang tampak terkejut saat melakukan kontak fisik, seolah-olah kita muncul entah dari mana.

Saat berbicara dengan orang lain, kita mungkin memperhatikan bahwa pikiran dan keyakinan frekuensi tinggi kita gagal diterjemahkan menjadi pemahaman, mengakibatkan tatapan kosong. Ini terjadi karena makna di balik kata-kata kita terkait erat dengan pola dan keyakinan energik kita. Bahkan jika kata-kata itu sendiri sederhana, jika keyakinan kita beresonansi pada getaran yang jauh lebih tinggi, mungkin tidak dapat diterima atau diterjemahkan oleh orang-orang yang kita ajak berkomunikasi, itulah kenapa terkadang. orang suka berkomentar harus menguulang videoku atau orang lain beberapa kali sampai akhirnya memahami apapun isinya. 

Namun, apakah ini berarti kita harus menghindari interaksi dengan individu yang bergetar pada tingkat kesadaran yang lebih rendah ataupun lebih tinggi? Sangat penting untuk diingat dan disadari bahwa bergetar secara kongruen tidak sama dengan superioritas. Tidak ada hierarki kesadaran atau dimensi. Karena kita berada di level kesadaran yang lebih tinggi kita lebih baik atau lebih ebat misalnya, bukan seperti itu ya say. Setiap bidang keberadaan memiliki nilainya sendiri, tunduk pada perspektif individu. Preferensi kita untuk lingkungan yang damai dan harmonis mungkin dianggap "membosankan dan tidak bernyawa" oleh seseorang dengan tingkat getaran yang lebih lambat. 

Aku sering sekali mendapatkan komentar baik dari teman dekat ataupun orang yang tidak kenal secara langsung yang hanya melihat hidup kita dari luar sebagai sebuah kehidupan yang membosankan atau datar2 saja atau seperti monk tinggal di rumah intinya boring gak seru gak sering holiday kemana, bermewah-mewah ataupun keseruan lainnya sebagai standar bahagia versiBumi 3D Bawah (atau bisa disimbolkan 3 cakra bawah) dimana mereka sangat terikat dengan orientasi seputar pleasure/kesenangan. Orang-orang yang terjebak dalam chakra sakral cenderung mencari kesenangan dalam berbagai hal seperti makanan, seks, permainan, dan sebagainya. Chakra sakral adalah pusat energi di tubuh yang terkait dengan gairah, kreativitas, dan kepuasan fisik. Ketika chakra ini tidak seimbang, seseorang mungkin mencari pemenuhan melalui kenikmatan materi atau sensasi fisik. misal jalan-jalan ke kota A lalu sehari-hari hanya diisi hunting makanan A-Z ngajakin ketemuan teman hanya untuk menikmati makanan ABCD. Sedangkan orang-orang yang terjebak dalam chakra dasar dapat menunjukkan pola perilaku tertentu yang mencerminkan ketidakseimbangan atau ketidakharmonisan di dalamnya. Chakra dasar, juga dikenal sebagai Muladhara, terletak di bagian bawah tulang belakang dan terkait dengan stabilitas, keberlangsungan hidup, rasa aman, dan hubungan dengan dunia fisik. Jadi klo bisa pamer jalan-jalan dan bermewah-mewah merupakan sesuatu validasi yang penting bagi sekelompok orang. disekitar mereka, apapun yang mereka lakukan untuk memberi sebuah kesan tertentu terhadap sekelompok orang tertentu/tribe. Lalu orang-orang yang terperangkap di cakra pusar biasanya memiliki keinginan untuk selalu tampil sempurna. Mereka mungkin terobsesi dengan citra sempurna dan terus-menerus mencari validasi dari orang lain. Mereka cenderung memandang diri mereka sendiri dan prestasi mereka dalam hal eksternal dan pencapaian materi. Aku membahas seputar hal ini di buku terbaruku Cakra dan Sisi Gelap.

 

Intinya seseorang yang berada di jalan menurun menuju kepadatan mungkin menemukan pemisahan, penilaian, persaingan, dan kesombongan menjadi benar tidak hanya menyenangkan tetapi juga diperlukan untuk keberadaan mereka saat itu. Sementara itu, seseorang yang berada di jalur menanjak mungkin mendambakan keharmonisan, keindahan, dan kerja sama karena di area atas ini lebih tenang damai dan harmonis (dimata orang lain di frekuensi berbeda akan dilihat sebagai sesuatu yang membosankan, hambar dan biasa saja). 

Kita mungkin menganggap keadaan pemisahan saat ini di Bumi sebagai "kegilaan", namun memilih untuk mengalaminya sebagai bagian dari perjalanan mereka. Sangat penting untuk mengakui bahwa satu getaran tidak secara inheren lebih unggul dari yang lain, melainkan masalah pilihan pribadi di mana frekuensi kita menyesuaikan diri. Terlibat dalam penilaian hanya berfungsi untuk menurunkan frekuensi kita sendiri. Oleh karena itu, berusahalah untuk tetap berada dalam getaran tinggi tanpa penghakiman dan cinta diri.

Subscribe to get tips and tricks to level up your skills.