Tarian Dualitas dan Relativitas — Maya

Jun 25, 2023

 Di alam materi, semua manifestasi hanyalah refleksi dari rekan astral mereka. Namun, dunia material adalah penafsiran yang terdistorsi dan terbatas, terikat oleh hukum relativitas. Di dalam ciptaan, prinsip dualitas bersifat intrinsik, penting untuk memahami alam semesta yang dipenuhi dengan bentuk dan wujud yang berbeda. Bahkan di alam astral, relativitas bekerja, tetapi tanpa kendala tetap. Di sana, semuanya dianggap sebagai getaran cahaya yang bervariasi, tanpa batas yang kokoh.

Namun, di alam material, hukum relativitas menyelubungi kebenaran, menghalangi kesadaran fisik untuk memahami realitas sebagaimana adanya. Indera kita, yang terikat pada alat fisik, terlalu kasar untuk memahami esensi cahaya. Sebaliknya, kita merasakan perbedaan mencolok antara benda padat, cair, dan gas, sejauh melangkah dari tanah padat ke lautan cair akan menyebabkan tenggelam. Akan tetapi, di alam astral, meskipun kita melihat benda padat dan cair sebagai getaran cahaya yang berbeda, tidak ada tenggelam yang terjadi di cairan astral. Benda padat dan cair hanyalah variasi cahaya, hidup berdampingan secara damai tanpa konflik. kita dapat dengan mudah meluncur melalui cahaya "padat" dan cahaya "cair" atau berjalan di atas cahaya cair dengan tubuh cahaya halus kita, mirip dengan Yesus yang berjalan di atas air. Baginya, baik tubuhnya maupun lautan adalah manifestasi relatif dari cahaya astral, yang dapat dimodifikasi melalui kekuatan pikiran. Dia mendemonstrasikan bahwa seorang guru yang sepenuhnya menyadari Tuhan dapat memerintahkan cahaya astral yang mendasari penciptaan material, melakukan keajaiban seperti menyembuhkan orang sakit, membangkitkan orang mati, menggandakan makanan, dan membangkitkan tubuhnya sendiri.

Setiap pengalaman manusia menemukan duplikat persisnya di dunia astral. Kelahiran, kematian, perkawinan, penyakit—setiap fenomena di alam fisik dapat ditemui di sana. Relativitas cahaya dapat menciptakan sensasi dan persepsi yang terasa sangat nyata. Di dunia material, hukum relativitas, yang sangat terkait dengan kekuatan ilusi, membatasi manusia dalam "realitas" ini. Namun, di dunia astral, segala sesuatu dapat ditempa atas perintah pikiran. 

Di dunia yang kotor ini, segala sesuatu menjadi melelahkan seiring berjalannya waktu; bahkan hal yang paling menyenangkan pun akhirnya kehilangan daya pikatnya dan menjadi melelahkan. Namun, di dunia astral, ciptaan kehendak kita selalu segar dan baru. Kita tidak akan pernah bosan dengan alam itu. Jika kita menginginkan awet muda, itu ada dalam genggaman kita. Kita dapat mengasumsikan bentuk apa pun, pria atau wanita, atau bentuk apa pun yang kita inginkan. Kekhawatiran tentang kebutuhan material menghilang, karena hanya perintah dari keinginan kita yang memenuhi setiap keinginan kita. Bukankah luar biasa memiliki kemampuan seperti itu di sini? 

Bumi secara inheren atau yg melekat or yg menjadi sifatnya, terbatas, di mana beberapa disediakan dengan berlimpah sementara yang lain menderita kekurangan. Namun, di dunia astral surgawi, ketidakadilan seperti itu tidak ada lagi. Setiap makhluk menerima sesuai dengan keinginan mereka. Jika kita menginginkan sebuah istana megah, itu menanti kita. Salju, panas, cahaya, hujan—semuanya bisa dipanggil melalui kekuatan pikiran. Dengan cahaya astral, pikiran memiliki kapasitas untuk menciptakan apapun.

Guys bingung apa sudah jelas? Klo bingung silahkan komen aku akan buat blog versi lain dengan tema yang sama biar lebih mudah dipahami....

Subscribe to get tips and tricks to level up your skills.